RAMADHANI RINDRA YUDHANTO
TEKNIK GEOLOGI UGM
11/319039/TK/38176
KLASIFIKASI CEKUNGAN : CEKUNGAN SAGGING DAN CEKUNGAN
KARENA RIFTING
SARI
Rifting
dan sagging keduanya terbentuk akibat proses ekstensi dimana klasifikasi
cekungan berdasarkan posisi lempeng
adalah divergent plate setting dan berdasarkan mekanisme pembentukannya adalah
streching. Dan morfologinya bisa berupa syn-depositional, post-depositional,
dan pre-depositional, biasanya sag dan rift ditemukan dalam bentuk
post-depositional.
Pada
klasifikasi cekungan, menurut jenis litosfer dan gaya struksturnya, sag masuk
kedalam contiental interior sag dan oceanic sag, sedangkan rift masuk kedalam Continental
interior fracture.
Yang
membedakan keduanya adalah besar intensitas strechingnya (besar gaya dan faktor
penipisan) dimana pada sagging tidak mengalami intensitas stretching yang besar
sedangkan pada rifting mengalami intensitas yang lebih besar dibanding sagging,
hal ini mengakibatkan bentuk yang berbeda pada sagging berupa cekungan, dan
rifting cekungan yang didalamnya terdapat patahan-patahan.
Pada
kerak benua dapat dianalogikan Sag adalah cekungan kerak benua yang gagal
membentul rift maupun passive margins. Sedangkan Rift telah melewati fase
sagging tetapi gagal dalam membentuk passive margins, dan apabila rift tersebut
berhenti beraktivitas maka disebut failed rifts, dan bila mengalami relaksasi,
maka akan kembali ke fase sagging.
Sagging
dan rifting umumnya terjadi di kerak benua, akan tetapi dapat juga terjadi di
kerak samudra pada waktu-waktu tertentu.
ISI
A. Dasar Teori
Rifting
dan sagging adalah 2 fase yang dipengaruhi oleh jenis-jenis batas lempeng, batas-batas
lempeng tersebut adalah
Jenis batas lempeng
•
Ada tiga jenis batas lempeng, ditandai dengan cara lempeng bergerak relatif
terhadap satu sama lain. Mereka terkait dengan berbagai jenis fenomena
permukaan. Jenis - jenis batas lempeng tersebut adalah:
•
Transform fault ; terjadi di mana pergeseran lempengsejajar dengan bidang
horisontal, melewati satu sama lain dengan arah yang berlawanan. Gerakan
relatif dari dua lempeng baik atau sinistral dextral.
•
Batas divergen terjadi di mana dua lempeng, tergeser dan terpisah menjauh dari
satu sama lain.
•
Batas konvergen (atau margin aktif) terjadi di mana dua pelat tergeser
mendekat terhadap satu sama lain umumnya
membentuk baik zona subduksi (jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang
lain) atau orogenic belt (jika dua hanya bertabrakan dan kompresi).
Sagging dan rifting sendiri masuk kedalam batas lempeng divergen (mengalami gaya ekstensi).
Klasifikasi cekungan secara umum
Ada banyak
klasifikasi cekungan dengan menggunakan kriteria yang berbeda-beda. Terminologi
yang digunakan pun berbeda-beda. Akan tetapi, pengklasifikasian cekungan ini
hanya berdasarkan satu tujuan, yaitu untuk membantu analisis evolusi struktur
dan stratigrafi cekungan dalam mencari hidrokarbon.
Klasifikasi
cekungan yang sederhana adalah berdasarkan hubungan antara morfologi cekungan
dengan waktu sedimen mengisinya, terbagi menjadi 3 yaitu :
·
Syn-depositional
; sedimen bersamaan dengan subsidence, jenis fasies pengisi cekungan akan
dipengaruhi oleh perubahan akomodasi, pola penyebaran fasies dapat di
prediksi(bagian pinggiran fasies dangkal, ditengah cekungan fasies yang lebih
dalam.
·
Post-depositional
; cekungan terbentuk belakangan dibandingkan proses sedimentasi yang terjadi.
Pola penyebaran fasies sedimen-sedimen yang lebih tua tidak dikontrol oleh
morfologi cekungan yang terbentuk belakangan, tetapi mengikuti cekungan yang
terbentuk sebelumnya.
·
Pre-depositional
; cekungan terbentuk terlebih dahulu, kemudian terjadi subsidence yang sangat
cepat mengakibatkan lokasi depocentre sangat dalam, kemudian terendapkan
sedimen setelah fase tektonik berhenti.
Klasifikasi
cekungan berdasarkan jenis litosfer dan gaya
stuktur (structural style)
·
Continental
interior sag ; sag yang terjadi didalam kerak benua.
·
Continental
interior fracture ; fracture/patahan yang terjadi pada kerak benua.
·
Passive
margin ; yaitu berada dipinggir kerak samudra.
·
Oceanic
sag ; sag yang berada di kerak samudra.
·
Basins
related to collision ; berkaitan dengan tabrakan.
·
Strike
slip basin ( berkaitan dengan sesar geser/mendatar)
Cekungan
berdasarkan mekanisme pembentukan
·
Proses
thermal
·
Stretching
·
Loading
·
Strike-slip
Cekungan
berdasarkan posisinya terhadap lempeng tektonik, dapat dibagi lagi menjadi
divergen, konvergen dan konvergen. Jenis klasifikasi ini yang paling sering
digunakan.
Divergen plate
setting (lempeng saling menjauh)
·
Rift
basin ; pada kerak benua, biasanya berasosiasi dengan vulkanismejuga doming.
·
Proto-ocean rift trough ; berada di kerak samudra, kerak
samudra terbentuk.
·
Continental
rises and terraces ; di pinggiran kerak benua, dekat dengan batas kerak
benua-samudra.
·
Passive
margins ; di pinggir kerak benua, ditandai dengan progradasi sedimen ke arah distal.
·
Failed
rifts ; rift yang tidak aktif, rifting terhenti.
·
Intracratonic
sag ; sag pada kraton, apabila dibawahnya terjadi rift maka disebut intracratonic rift.
·
Oceanic
basins ; cekungan pada kerak samudra yang mengalami ekstensi.
Convergent plate
settings (lempeng saling mendekat)
·
Trenches
(palung) ; terbentuk oleh subduksi
·
Trench
slope basins ; depresi struktur lokal di komplek subduksi.
·
Fore-arc
basins ; antara komplek subduksi dengan busur magma.
·
Inter-arc
basins ; terletak dalam busur magma
·
Remnant
oceanic basins ; cekungan samudra yang telah mengecil dan terperangkap pada
zona tabrakan lempeng.
·
Foreland
basins ; terbentuk di depan kerak benua yang mengalami thrust fault, juga
disebut fore deep.
·
Piggy-back
basins ; terletak diatas punggung thrust fault dan dibatasi thust fault
dibelakang
Transform plate settings
·
Pull-a-part
atau transtensional basins
·
Trenspressional
basins
·
Transrotational
basins
B . Sagging dan Rifting
Rifting
atau pemekaran adalah suatu fase dimana terjadi penipisan kerak akibat gaya
ekstensi yang menyebabkan kerak tersebut mengalami patahan-patahan atau sesar(fracture)
pada daerah yang mengalami penipisan tersebut.
Sagging
atau sag adalah fase terjadinya subsidence yang diakibatkan oleh loading, bukan
tektonik. Sagging juga dapat diartikan sebagai fase relaksasi setelah proses
rifting terjadi, meski dalam proses pembentukan rifting juga melalui fase
sagging
Perbedaan Sagging dan Rifting
Sagging
dan Rifting, keduanya adalah proses tektonik yang diakibatkan oleh gaya ekstensi
(divergen), yang keduanya terjadi pada litosfer yang mengalami stretching (peregangan).
Yang
membedakan keduanya adalah intensitas dari strechcing tersebut atau faktor
penipisan kerak (β-factor). Sagging memiliki intensitas streching yang tidak
besar sehingga tidak menimbulkan patahan-patahan dan hanya membentuk sebuah
cekungan, sedangkan pada rifting memiliki intensitas streching yang cukup besar
sehingga menimbulkan patahan-patahan/
Sesar. Apabila intensitas streching tersebut ditinggikan lagi, maka yang
terbentuk adalah passive margins yang kemudian dilanjutkan menjadi oceanic
spreading centres dimana kerak tersebut terbelah menjadi 2 dan terpisahkan. Untuk
lebih jelasnya dapt dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.

Pada
kerak benua dapat dianalogikan Sag adalah cekungan kerak benua yang gagal
membentul rift maupun passive margins. Sedangkan Rift telah melewati fase
sagging tetapi gagal dalam membentuk oceanic spreading centres, dan apabila
rift tersebut berhenti beraktivitas maka disebut failed rifts, dan bila
mengalami relaksasi, maka akan kembali ke fase sagging.
DAFTAR PUSTAKA
Allen,
P.A. and John R.A..1990. BASIN ANALYSIS ; PRINCIPLES & APPLICATION. London
: Blackwell Scientific Publications
Mansour,
Abbas. -. SLIDE SEDIMENTARY BASIN LECTURER. Unpublished
http://blog.unpad.ac.id/aripsaripudin/2012/11/19/lala/
diakses pada 01-01-2013 pukul 09.30 WIB
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-asepheripa-34497
diakses pada 01-01-2013 pukul 09.30 WIB
http://geology.about.com/od/structureslandforms/ig/tectoniclandforms/sagbasin.htm diakses pada 01-01-2013 pukul 09.30 WIB